Posted by: mamagracel | September 8, 2020

Lelah

Pernahkah kita merasa semua beban di hidup begitu menhimpit? Merasa sendiri dan tak berdaya? Lelah namun tak punya tempat berpaling walau ada orang-orang terdekat disekeliling kita? Merasa terabaikan dan tertolak? Merasa tak diinginkan dan dijauhi? Merasa sendiri, sepi, marah dan sedih…

Setiap kita pernah mengalaminya. Lelah secara fisik dan mental secara bersamaan. Apapun masalah dibaliknya, emosi-emosi yang kita alami nyata adanya. Kadang berteriak dan menangis merupakan jalan pertama untuk merasa lebih lega. Emosi tidak untuk ditahan, namun di terima dan dipahami.

Saat sedih dan kecewa melanda, terimalah bahwa emosi itu ada. Menangislah selama itu dibutuhkan. Lalu, mari kita tata kembali diri kita agar kembali dapat berfungsi dengan normal.

  1. Atur Nafas.
    • mari kita atur nafas. Nafaslah dengan menggunakan nafas perut. Bernafas tampak sesederhana itu, namun dengan bernafas, kita bisa mengugah emosi negatif menjadi kelegaan. Perlu dipahami bahwa emosi adalah energi. Energi tidak dapat dihilangkan namun dapat diubah bentuknya menjadi energi yang lain. Dengan teknik bernafas, kita mengubah energi negatif kita.
    • Saat tertekan, tubuh kita meresponnya dengan detak jantung dan tekanan darah meningkat. Jika berlangsung lama, tentunya akan berdampak pada kondisi kesehatan kita.
    • Tarik nafas menggunakan hidung, rasakan sampai perut kita mengembung, tahan beberapa saat, hembuskan melalui mulut dan suarakan seperti orang yang menghela nafas. Lakukan beberapa kali sampai kita merasa lebih baik.
    • Dengen bernafas perut, reaksi tubuh seperti tekanan darah dan detak jantung berangsur-angsur kembali normal.
  2. Menggambar
    • Ya, menggambar. Tidak perlu pandai menggambar, namun teknik ini sangat membantu untuk membuat kita merasa tenang. Sediakan beberapa kertas dan pinsil. Ikuti saja kata hati. Mungkin hanya ingin mencoret-coret seperti membuat gambar abstrak, mungkin ingin membuat sebuah bentuk yang merepresesntasikan perasaan kita. Saat dalam keadaan marah, tampak tekanan pinsil kuat dan dalam. Saat energi negatif perlana-lahan bertransformasi, guratan akan menjadi normal. Disaat itu emosi sudah mulai mereda.
  3. Self talk
    • Ajak bicara diri kita, pahami bahwa ngga papa ngerasa ngga oke. Pahami kesulitannya, pahami emosinya, ajak untuk memberi skala 1-10 atas emosi yang dirasakan. Kita hanya perlu memberi empati pada diri kita sendiri. Kalau bukan kita yang menyayangi diri kita sendiri, lalu siapa lagi?

Ada banyak hal yang dapat dilakukan saat kita dalam situasi yang tidak mengenakkan, kita akan bahas dilain waktu. Semoga tulisan ini bergina, teutama untuk diri penulis sendiri sebagai self reminder. It’s ok not to be okay, Dear……


Leave a comment

Categories